PEMILUKADA HAL-TENG 2017 SUATU HARAPAN UNTUK KITA
Abd. Rais Abbas |
Mengawali
Tulisan ini dengan mengutip kata-kata bang Fadlun Sangadji ( Ketum HMI Cabang
Yogyakarta Raya) Bahwa “Setiap
daerah memiliki sejarahnya, sejarah ialah teman hidup bagi yang hidup karena
hanya yang hidup yang membuat sejarah. Dengan demikian masa depan ialah
berhubungan dengan kehidupan orang-orang yang hidup bukan yang telah mati.
Jadi tanggung jawab manusia yang hidup adalah menentukan, menata dan meraih
masa depan manusianya, masyarakat dan daerahnya. Begitupun generasi muda
Halmahera tengah yang hidup di era Abad 21 ini.
Generasi mudah kabupaten halmahera tengah
yang mempunyai kesempatan untuk hidup di era Abad 21 ini, dan mempunyai
predikat lebih di tengah-tengah masyarakat. Sudah tentu mempunyai tanggung
jawab moral dalam menentukan, menata dan meraih masa depan masyarakat dan
daerahnya, sebab kita adalah generasi mudah yang hidup, jadi barang siapa yang
sepanjang hidupnya tidak pernah melihat, menata dan meraih masa depan
masyarakat dan daerahnya, maka ia telah menantang hukum alam karena hukum alam
meniscayakan gerakan bukan diam, dinamis bukan statis. Cita-cita bukan khayalan
serta kesempurnaan bukan keterpurukan. dari sinilah kita bisa meneropong dan
menerawang masa depan Maluku Utara khususnya halmahera tengah ke depan
Halmahera Tengah merupakan salah satu
kabupaten di maluku utara yang memiliki sarjana dan bahkan pasca sarjana yang
boleh dibilang banyak di bandingkan dengan kabupaten lainya di Maluku Utara (
MALUT), namun kabupaten ini juga rentan akan permasalahan yang sering muncul,
yakni Persoalan ekonomi, sosial dan budaya yang harus disikapi dengan bijak
oleh pemerintah namun semuanya itu hanyalah harapan yang tak kunjung sampai.
Persoalan politiknya bisa di lihat
dari beberapa pemilihan kepala daerah atau pemilihan legislatif terakhir
ini, yang telah merusak dan memporak-porandakkan sendi-sendi kehidupan
kita sebagai masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai persatuan dan
kesatuan (fai Sayang ret falsiling,) saling menyayangi dan
mengingatkan yang telah diwarisi oleh para leluhur kita jauh-jauh hari sebelum
konsep Negara Indonesia ini ada.
Bukan hal baru lagi, ketika berbicara
tentang politik di masyarakat maluku utara dewasa ini khususnya di halmahera
tengah sebab politik di wilayah maluku utara, bagaikan seorang gadis dengan
parasnya yang aduhai cantik. Sehingga menjadi buah bibir bagi para pemudah dan
masyarakat setempat ketika melihatnya. Begitupun politik dimaluku utara
khususnya halmahera tengah yang selalu ramai dan hangat dibicarakan dari
masyakarat elit sampai masyarakat menegah kebawah, mahasiswa sampai tingkat
paling rendah anak-anak. Ketika momentum pesta rakyat tahunan ini tiba, yakni
pemilihan legislatif dan pemilihan kepala daerah. Wajar ketika sebagian dari
para tokoh-tokoh nasional direpublik ini mengakui dan mengungkapkan
kesanya terhadap dinamika politik yang terjadi didaerah yang terkenal dengan
komiditas pala cengkeh dan koprah ini.
Haru dan duka yang dirasakan secara
kolektif oleh masyarakat halmahera tengah dari Pemilihan legislatif ke
pemilihan umum kepala daerah, pemilihan umum kepala daerah ke pemilihan legislatif.
Menjadi catatan tersendiri bagi kami bahwa dampak dari pemilihan umum kepala daerah
dan pemilihan legislatif ini tidak hanya merusak sendi kehidupan kekeluargaan
dan persaudaraan kita, tapi telah mendistorsi realitas kesejarahan kita sebagai
orang-orang berbudaya dan beradab. Namun harus penulis akui bahwa ini merupakan
suau perjalanan demokrasi yang harus dilalalui oleh setiap daerah.
Hajatan
pemilihan umum kepala daerah hamahera tengah yang tinggal menghitung bulan ini,
Gegap gempita dapat dengan mudah kita temui dalam simbolitas yang
tercipta melalui baliho dan spanduk bakal calon bupati dan wakil bupati yang
mulai bertaburan diseantero Halmahera tengah. Dari sakam sampai teluk weda ini.
pertanyaannya kemudian akankah pemilihan umum kepala daerah halmahera tengah
2017 ini memiliki kecenderungan yang sama atau tidak ??? tentu kita semua
menginginkan pemilihan umum kepala daerah yang dilandasi dengan etos
politik yang santun, jujur dan adil agar dapat melahirkan pemimpin yang terbaik
pula untuk kabupaten halmahera tengah kedepan.
mengakhiri tulisan ini dengan
mengajak semua masyarakat kabupaten halmahera tengah untuk memupuk nilai-nilai
ke-(fagogoruan) yang selama ini tergerus akibat modernisasi dan politik adu
domba, sebagai mata rantai yang melemahkan keutuhan dan kesatuan kita, modal (faisayang ret falsiling) inilah
akan membangkitkan rasa optimisme yang kuat dan tangguh. Dengan demikian
harapan untuk sejarah baru halmahera tengah akan di capai. Wawlahualam.
Penulis : Abdul Rais Abbas
(Ketua
Umum Komisariat)
Editor : Sitopo Kader
Wasekum Pembinaan Anggota
HMI
Cabang Jakarta Pusat-Utara
Comments
Post a Comment